Memahami Pencegahan Perilaku Terkait Seksual Menyimpang


A  Memahami Perilaku dan Pencegahan STDS

1.         Pengertian STDS
Sexually Transmitted Diseases (STDS) atau infeksi menular seksual adalah berbagai infeksi yang dapat menular dari satu orang ke orang lainnya melalui kontak seksual atau infeksi yang disebabkan oleh bakteri, virus, parasit, atau jamur yang penularannya terutama melalui hubungan seksual dari seseorang yang terinfeksi kepada mitra seksualnya. Infeksi ini juga menyerang manusia dan binatang melalui transmisi hubungan seks. Penyakit ini juga dapat ditularkan melalui jarum suntik dan juga kelahiran serta menyusui. Penyakit ini sudah diketahui beratus tahun lalu.
2.         Perilaku terkait STDS
Penyakit ini mulai menjalar dengan perkembangan yang cukup cepat. Disamping perilaku seks tidak sehat dari sebagian masyrakat juga turut berperan dalam penyebaran penyakit ini. Penyakit seksual menular seksual sebagian besar dapat diselesaikan dengan pengobatan yang tepat sehingga tidak menimbulkan penyakit selanjutnya.
Penyakit infeksi menular seksual dapat menimbulkan infeksi akut (mendadak) yang memerlukan penanganan yang tepat karena akan dapat menjalar kea lat genitalia bagian dalam (atas) dan menimbulkan radang panggung. Pengobatan yang tidak maksimal akan menyebabkan penyakit menjadi menahun sehingga menimbulkan kurang subur dan mandul.
Dalam upaya meningkatkan pemahaman remaja tentang kesehatan reproduksi, maka pelayanan konseling sangat dibutuhkan. Meski kepedulian pemerintah, konseling maupun LSM dalm memperluas penyediaan informasi dan pelayanan kesehatan reproduksi sudah meningkat, namun dalam akses pemberian pelayanan konseling masih terbatas. Hal ini disebabkan keterbatasan jumlah fasilitas pelayanan konseling bagi remaja. Selain itu kemampuan tenaga konselor dalam memberikan konseling juga masih terbatas. Ats dasar itu maka berguna untuk kita meningkatkan kemampuan SDM dalam melakukan konseling reproduksi remaja.

A.       Jenis PMS disebabkan oleh bakteri:

·         Gonore atau kencing nanah, gejalanya:
a.       Rasa sakit saat buang air kecil dan saat ereksi.
b.      Keluar nanah dari saluran kencing terutama saat pagi.
c.     Pada perempuan: nyeri di perut bagian bawah, di sertai keputihan dan bau yang tidak sedap.
·         Klamidia, gelajanya:
a.       Keputihan disertai nyeri saat kencing dan pendarahan setelah hubungan seksual.
b.      Pada infeksi kronik dapat terjadi penyebaran ke saluran yang menimbulkan nyeri perut bagian bawah.
·         Sipilis atau raja singa, gejalanya:
a.   Luka yang bersih dan tidak nyeri di sekitar alat kelamin, anus dan mulut yang muncul kira-kira 2-3 minggu setelah terinfeksi.
b.   6-8 minggu kemudian muncul pembesaran kelenjar getah bening disusul dengan tidak enak badan dan bercak merah pada kulit.
·         Chancroid, gejalanya:
a.     Luka yang kotor dan nyeri di sekitar alat kelamin yang muncul kira-kira 1 minggu setelah terinfeksi.
B.       Jenis PMS disebabkan oleh virus
·         Herpes genital atau herpes simplex, gejalanya:
a.  Bintik bintik berisi cairan yang menjadi luka kecil di sekitar alat kelamin dan mulut.
b. Gelaja awalnya: sakit flu, tidak enak dimpinggang, kelenjar getah bening membengkak.
·         Hepatitis B dan C, gejalanya:
a.       Badan lemas, kurang gairah, dan kadang demam.
b.      Pada kasu parah tampak kulit dan selaput mata berwarna kuning.
·         Human popollomavirus (kutil kelamin atau jengger ayam), gejalanya:
a.       Benjolan kecil di sekitar kelamin.
b.    Pada wanita dapat mengenai kulit daerah kelamin sampai dubur, selaput lendir bagian dalam, liang kemaluan sampai rahim.
c.       Pada pria terdapat pada penis dan saluran kencing bagian dalam.
·         HIV, gejalanya:
a.   Demam, keringat malam, sakit kepala, kemerahan di sekitar ketiak, diare yang terus menerus, penurunan berat badan secara cepat, batuk dengan atau tanpa darah, bintik ungu kebiruan pada kulit.
C.       Jenis PMS, gejalanya:
·         Protozoa: Trikomoniasis, gejalanya:
a.   Keputihan yang banyak, kedang berbusa, kehijauan, berbau busuk, nyeri saat berhubungan seksual atau buang air kecil
b.      Jamur: candidiasis
c.       Hama: kutu kelamin, scrabies.
1     Pencegahan Seksually Transmitted Diasease (STDS)
Pencegahn meerupakan hal yang bijak sebelum kalian terjangkit penyakit kelamin. Berikut pencegahan yang dapat dilakukan:
ü  Pencegahan Penularan lewat seks:
Saling setia atau berhubungan hanya dengan sepasangan saja kalau sudah menikah
ü  Pencegahan penularan dengan cara lainnya:
a.     Mencegah masuknya tranfusu darah tambahn yang belum diperiksa kebersihannya.
b.    Menghindari pemakaian alat-alat tembus kulit yang tidak suci atau seteril.
c.      Meningkatkan keimanan dan ketakwaan.
d.     Pemerantasan peredaran narkoba
e.      Menutup tempat prostitusi
f.       Menjaga kebersihan pakaian dalam dan toilet umum
g.      Merawat rambut di sekitar area kelamin
h.      Pemeriksaan rutin ke dokter kelamin atau kulit
A.   Memahami Perilaku dan Pencegahan AIDS
1.      Pengertian AIDS
AIDS adalah singkatan dari acquired immune deficiency syndrome yaitu penyakit yang disebabkan oleh virus HIV (human immunodeficiency virus). Penyakit ini bukan penyakit keturunan atau diwariskan. Ia menyerang kekebalan tubuh, yaitu sitem pertahanan alami tubuh terhadap serangan organisme penyakit.
HIV adalah virus atau jasad renik yang sangat kecil yang menyerang system kekebalan tubuh manusia. Bentuk HIV sepertibinatang bulu babi yang berbulu tegak dan tajam.
Seseorang yang terinfeksi HIV maka virus tersebut akan menyerang sel darah putih. Selanjutnya akan merusak dinding sel darah putih untuk masuk ke dalam sel dan merusak bagian yang memegang peranan penting pada kekebalan tubuh.
Orang terserang HIV dalm bebrapa tahun pertama belum menunjukan gejala apapun. Sehingga secara fisik sama layakya orang normal. Namun dia mempunya potensi untuk penularan kepada orang lain. Setelah periode 7 hingga 10 tahun seorang pengidap HIV mulai menunjukkan gejala penderita AIDS.
2.      Perilaku terkait AIDS
                                i.            Cara pencegahan HIV/AIDS
-          Hubunagan seksual tanpa pelindung dengan orang pengidap HIV.
-          Melalui tranfusi darah dan transplantasi organ yang tercemar HIV.
-          Alat suntuk atau alat tusuk lainnya yang terinfeksi HIV.
-          Terjadi pada perempuan saat: kehamilan, melahirkan dan pemberian asi
                              ii.            Gejala penularan HIV/AIDS
Gejala ini terjadi beberapa hari atau beberapa minggu setelah terinfeksi HIV
-          Demam, rasa lemah dan lesu, sendi-sendi terasa nyeri, batuk, dan nyeri tenggorokan
Saat sudah terjadi kerusakan pada sitem kekebalan tubuh:
-          Demam berkepanjangan
-          Penurunan berat badan
-          Penurunan aktifitas tubuh
-          Pembengkakan kelanjar di leher, lipat paha, dan ketiak
-          Diare dan mencret terus menerus
-          Batuk sesak nafas lebih dari 1 bulan
-          Kulit gatal bercak merah kebiruan
Gejala AIDS yang tibul:
-          Radang paru, radang saluran pernafasan, radang karena jamur, kanker kulit, TBC, gangguan susunan saraf.
                            iii.            Perjalanan Infeksi HIV dalam Tubuh Manusia
1.      Sel darah putih memerangi setiap virus yang datang menyerang system kekebalan tubuh seseorang.
2.      Namun virus HIV tidak semuda dengan virus yang lainnya untuk dilumpuhkan. HIV akan menyerang sel darah putih terutama CD4 yaitu limfosit.
3.      CD4 adalah pemimpin yang memegang komando mengatur pertahanan system kekebalan tubuh manusia karena kemampuannya yang baik untuk berkomunikasi dengan sel lain. Setalah masuk HIV menggunakan CD4 untuk temapat memperbanyak dirinya. Akibatnya CD4 menjadi rusak dan mati.
4.      HIV membutuhkan waktu lama untuk menampakan dirinya. Dengan bersembunyi dalam sel CD4ia dapat menghindari serangan antibody yang sudah beredar di darah dan yang berusaha untuk membunuhnya karena CD4 tidak dapat membunuh dirinya sendiri.
Fase perkembangan HIV di dalam tubuh manusia secara umum di bagi menjadi 4:
1)      Fase window period (periode jendela)
Tidak menunjukan gejala apapun. Hanya gejala yang nampak seperti : flu (pusing, lemas, agak demam, lain-lain). Terjadi 2-4 minggu setelah terinfeksi virus HIV. Fase periode jendela ini berlangsung sekitar 3-6 bulan saat terinfeksi HIV.
1)      Fase asimptomatik atau tanpa gejala
Tidak menunjukan gejala sama sekali. jumlah CD4 mulai menurun.
2)      Fase simptomatik atau bergejala
Seseorang yang terinfeksi akan mengalami gejal-gejala ringan namun tidak mengancam nyama seperti demam yag lebih dari 1 bulan, menurunnya berat badan, diare selama sebulan, keringat di malam hari, batuk selama sebulan, dan gejala lelah berkepanjangan. Seringkai lidah dilapisi oleh selaput putih. Kehadiran satu atau lebih tanda-tanda terakhir menunjukan bahwa seseorang telah berpindah dari tahap HIV menuju AIDS.
3)      Fase AIDS
Tanda-tanda AIDS yaitu adanya infeksi oportunistik seperti: radang paru-paru, jamur, kanker kulit, TBC, berat badan menurun derastis, diare tak henti, gangguan saraf, hilang ketajaman ingatan, hilangnya kemampuan melihat, dan kelumpuhan kaki.
                                i.            Perilaku Berisiko Tinggi
Mereka yang beresiko tinggi terkena HIV
·         Wanita atau laki-laki yang berganti-ganti pasangan dalm melakukan hubungan seksual.
·         Wanita atau laki-laki tuna susila, serta pelanggan mereka.
·         Orang orang yang melakukan hubungan seksual yang tidak wajar.
·         Penyalahgunaan narkotika dengan menggunakan suntikan secara bergilir.
                              ii.            Hal-hal yang Tidak Menularkan HIV
·           Bersenggolan dengan pengidap HIV.
·           Berjabat tangan.
·           Penderita AIDS bersin atau batuk di depan kita.
·           Sama-sama berenang di kolam.
·           Menggunakan WC yang sama.
·           Melalui gigitan nyamuk atau serangga lainnya.

1.      Pencegahan AIDS
                                       i.      Pencegahan HIV/AIDS
1.      Pencegahan Penularan melalui Hubungan Seksual
-          tidak melakukan hubungan seksual sebelum menikah.
-          Hanya mengadakan hubungan seksual dengan pasangan sendiri
-          Mempertabal imam dan takwa agar tidak terjerumus dalam hal-hal yang mengarah ke hubungan yang tidak sehat.
2.      Pencegahan penularan melalui darah
-          Tanfusi darah, memastikan darah yang digunakan untuk tranfusi tidak tercemar HIV
-          Penggunaan produk darah dan plasma, hartus di pastika tidak tercemar HIV.
-          Penggunaan alat suntiuk dan alat lain yang dapat melukai kulit, harus steril.
3.      Pencegahan penularan dari ibu kepada anak
Resiko ibu yang sedang hamil yang dikandung atau batyinya cukup besar. Kemungkinan 30-40%. .
-          Berikan informasi yang benar dan tepat yang sudah anda terima kepad lingkungan anda sendiri misalnya keluarga, teman atau tetangga
Dalam lingkungan sekolah antar institusi pendidikan:
-          Memgusulkan adanya diskusi atau seminar.

Sekian artikel tentang Memahami Pencegahan Perilaku Terkait Seksual Menyimpang semoga bermanfaat, Terima kasih telah berkunjung. 

Comments

Popular posts from this blog

ATMOSFER

MENJAGA MARTABAT MANUSIA DENGAN MENJAUHI PERGAULAN BEBAS DAN ZINA

Tenaga Eksogen