PERAN REPUBLIK INDONESIA DALM ORGANISASI INTERNASIONAL
Organisai internasional adalah suatu organisasi yang dibuat
oleh anggota masyarakat internasional secara suka rela atau atas dasar kesamaan
yang bertujuan untuk menciptakan perdamaian dalam tata hubungan internasional.
Secara umum organisasi internasional dapat diartikan sebagai organisasi
beberapa negara yang berkedudukan sebagai subyek hokum internasional dan
mempunyai kapasitas untuk membuat perjanjian internasional.
A.
Gerakan Non Blok (GNB)
Gerakan Non Blok (non-aligned) merupakan organisasi
negara-negara yang tidak memihak Blok Barat maupun Blok Timur.
Adapun
berdirinya Gerakan Non Blok diprakarsai oleh :
(a) Presiden
Soekarno dari Indonesia,
(b) Presiden
Gamal Abdul Nasser dari Republik Persatuan Arab-Mesir,
(c) Perdana
Menteri Pandith Jawaharlal Nehru dari India,
(d) Presiden
Josep Broz Tito dari Yugoslavia, dan
(e) Presiden
Kwame Nkrumah dari Ghana.
1.
Tujuan Gerakan Non
Blok
Gerakan Non Blok bertujuan meredakan ketegangan dunia sebagai akibat
pertentangan antara Blok Barat dan Blok Timur.
2.
Peranan Indonesia dalam Gerakan Non Blok
(a) Presiden
Soekarno adalah satu dari lima pemimpin dunia yang mendirikan GNB.
(b) Iku
memprakarsai berdirinya Gerakan Non Blok dengan menandatangani Deklarasi
Beograd sebagai hasil Konferensi Tingkat Tinggi Gerakan Non Blok I pada
tanggal 1-6 September 1961.
(c) Indonesia
menjadi pemimpin GNB pada tahun 1991. Saat itu Presiden Soeharto terpilih
menjadi ketua GNB. Sebagai pemimpin GNB, Indonesia sukses menggelar KTT X GNB
di Jakarta.
(d) Indonesia
juga berperan penting dalam meredakan ketegangan di kawasan bekas Yogoslavia
pada tahun 1991.
(e) Indonesia
sebagai tempat penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi Gerakan Non Blok X
yang berlangsung pada tanggal 1-6 September 1992 di Jakarta.
(f) Ekspor dan impor perdagangan Indonesia dengan negara anggota
GNB.
B.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)
Perserikatan Bangsa-Bangsa adalah sebuah organisasi
internasional yang anggotanya hampir seluruh negara di dunia. Lembaga ini
dibentuk untuk memfasilitasi dalam hokum internasional, keamanan internasional,
pengembangan ekonomi, perlindungan social, hak asasi, dan pencapaian perdamaian
dunia.
PBB
didirikan oleh San Francisco pada 24 Oktober 1945 setelah Konferensi Dumbarton
Oaks di Washington, DC. Namun siding umum yang pertama dihadiri oleh wakil dari
negara baru berlangsung pada 10 Januari 1946 di Church House, London. Dari 1919
hingga 1946, terdapat sebuah organisasi yang mirip bernama Liga Bangsa-Bangsa
yang bisa dianggap sebagai pendahulu PBB.
1.
Asas dan Tujuan PBB
a.
Asas PBB
Asas
Perserikatan Bangsa-Bangsa adalah sebagai berikut.
1) Persamaan derajat dan kedaulatan semua negara anggota.
2) Persamaan hak dan kewajiban semua negara anggota.
3) Penyelesaian sengketa secara damai.
4) Setiap anggota akan memberikan bantuan kepada PBB sesuai
ketentuan Piagam PBB.
5) PBB tidak boleh mencampuri urusan dalam negeri negara
anggota.
b.
Tujuan PBB
Tujuan
Perserikatan Bangsa-Bangsa sebagai berikut.
1) Memelihara perdamaian dan keamanan dunia.
2) Mengembangkan hubungan persahabatan antar bangsa berdasarkan
asas-asas persamaan derajat, hak menentukan nasib sendiri, dan tidak mencampuri
urusan dalam negeri negara lain.
3) Mengembangkan kerjasama internasional dalam memecahkan
masalah-masalah ekonomi, sosial, budaya, dan kemanusiaan. Menyelesaikan
perselisihan dengan cara damai dan mencegah timbulnya peperangan.
4) Memajukan dan menghargai hak asasi manusia serta kebebasan
atau kemerdekaan fundamental tanpa membedakan warna kulit, jenis kelamin,
bahasa, dan agama.
5) Menjadikan pusat kegiatan bangsa-bangsa dalam mencapai
kerjasama yang harmonis untuk mencapai tujuan PBB.
2.
Peranan Indonesia dalam PBB
Republik Indonesia tidak hanya menerima bantuan dari PBB akan tetapi juga
berperan aktif baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap PBB, yakni
sebagai berikut.
(a) Secara
tidak langsung, Indonesia ikut menciptakan perdamaian dunia melalui kerja sama
dalam konferensi Asia Afrika, ASEAN, maupun Gerakan Non Blok.
(b) Secara
langsung yakni Indonesia mengirimkan Pasukan Garuda atau Kontingen Garuda
(KONGA) sebagai sumbangan terhadap PBB untuk menciptakan perdamaian dunia.
Tabel : Pengiriman Pasukan Garuda
No
|
Pasukan
|
Unit PBB
|
Tempat Bertugas
|
Tahun
|
1
|
KONGA I
|
UNEF
|
Timur Tengan (sekitar Terusan
Suez)
|
8 Januari 1957
|
2
|
KONGA II
|
UNOC
|
Zaire (Kongo Belgia)
|
1960 - 1961
|
3
|
KONGA III
|
UNOC
|
Zaire (Kongo Belgia)
|
1962 - 1964
|
4
|
KONGA IV
|
ICCS
|
Vietnam
|
1973 - 1975
|
5
|
KONGA V
|
ICCS
|
Vietnam
|
1973
|
6
|
KONGA VI
|
ICCS
|
Vietnam
|
1973
|
*dst.
(c) Pada
tahun 1985 Indonesia membantu PBB yakni memberikan bantuan pangan ke Ethiopia
pada waktu dilanda bahaya kelaparan. Bentuan tersebut disampaikan pada
peringatan Hari Ulang Tahun FAO ke-40.
(d) Indonesia
pernah dipilih sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB pada tahun
1973-1974.
(e) Berdasarkan
Frago (Fragmentery Order) Nomor 10/10/08 tanggal 30 Oktober 2008, penambahan
Kontingen Indonesia dalam rangka misi perdamaian dunia di Lebanon Selatan.
(f) Peran serta Indonesia dalam rangka mewujudkan perdamaian
dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan social.
(g) Indonesia
telah berpartisipasi dalam 4 operasi pemeliharaan perdamaian PBB (UNPKO) sejak
UNEF (Un Emergency Forces) di Sinai tahun 1957.
(h) Penyumbang
pasukan / Polisi / Troops / Police (Contributing Country) dengan jumlah
personil sebanyak 1.618. Saat ini Indonesia terlibat aktif 6 UNPKO yang
tersebar di 5 Negara.
(i) Pengiriman PKD dibawah bendera PBB menunjukkan komitmen kuat
bangsa Indonesia sebagai bangsa yang cinta damai.
(j) Indonesia menyatakan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus
1945. Mesir segera mengadakan siding menteri luar negeri negara-negara Liga
Ararb pada 18 Nove,ber 1946. mereka menetapkan tentang pengakuan kemerdekaan TI
sebagai negara merdeka dan berdaulat penuh. Pengakuan tersebut adalah pengakuan
De Jure menurut hokum internasional.
(k) Awal
pekan ini Indonesia berhasil terpilih sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan
PBB pada pemilihan yang dilakukan Majelis Hukum PBB melalui pemungutan suara
dengan perolehan 158 suara dukungan dari keseluruhan 192 negara anggota yang
memiliki hak pilih.
C.
Konferensi Asia Afrika (KAA)
Konferensi Tingkat Tinggi Asia Afrika adalah sebuah
konferensi antara negara-negara Asia dan Afrika yang kebanyakan beru saja
memperoleh kemerdekkaan. KAA diselenggarakan oleh Indonesia, Myanmar (dahulu
Burma), Sri Lanka (dahulu Ceylon), India, dan Pakistan dan dikoordinasi oleh
Menteri Luar Negeri Indonesia Sunario. Pertemuan ini berlangsung antara 18-24
April 1955 di Gedung Merdeka, Dandung, Indonesia. Tujuannya mempromosikan
kerjasama ekonomi dan kebudayaan Asia-Afrika dan melawan kolonialisme atau
neokolonialisme Amerika Serikat, Uni Soviet, atau negara imperalis lainya.
1.
Tujuan Konferensi Asia-Afrika
(a) Mengembangkan
saling pengertian dan kerja sama antar bangsa-bangsa Asia-Afrika, serta untuk
menjajagi dan melanjutkan kepentingan timbal balik maupun kepentingan bersama.
(b) Meninjau
masalah-masalah hubungan social, ekonomi, dan kebudayaan dalam hubungannya
dengan negara-negara peserta.
(c) Mempertimbangkan
masalah-masalah mengenai kepentingan khusus dari bangsa-bangsa Asia-Afrika
seperti yang menyangkut kedaulatan nasional, rasionalisme, dan kolonialisme.
(d) Meninjau
kedudukan Asia-Afrika serta rakyatnya, serta memberikan sumbangan untuk
meningkatkan perdamaian dan kerja sama internasional.
2.
Peranan Indonesia dalam KAA
(a) Indonesia
ikut memprakarsai dan sebagai tempat penyelenggaraan Konferensi Pancanegara II
yang berlangsung tanggal 28-29 Desember 1954 di Bogor (Jawa Barat). Konferensi
ini sebagai pendahuluan dari KAA.
(b) Indonesia
ikut memprakarsai dan sebagai tempat penyelenggaraan KAA yang berlangsung pada
tanggal 18-24 April 1955 di Gedung Merdeka Bandung (Jawa Barat). Dalam
konferensi ini beberapa tokoh Indonesia menduduki peranan penting, diantaranya
adalah :
Ketua
Konferensi
: Mr. Ali Sastroamidjoyo
Sekretaris
Jenderal Konferensi : Ruslan Abdulgani
Ketua
Komite
Kebudayaan
: Mr. Muh. Yamin
Ketua
Komite
Ekonomi
: Prof. Ir. Roseno
(c) Dalam
KAA Indonesia termasuk salah satu penggagas pertemuan tersebut bersama Mesir
dan India sehingga diadakan untuk yang pertama kalinya di Bandung tahun 1955.
D.
ASEAN
ASEAN (Association of South East Asia Nations), atau
Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (PERBARA), merupakan organisasi kerja
sama regional negara-negara Asia Tenggara di bidang ekonomi, sosial, dan
kebudayaan. Meskipun organisasi ini bertekad mewujudkan stabilitas dan keamanan
kawasan Asia Tenggara dari pengaruh asing, tetapi bukan merupakan organisasi politik.
Hal ini dapat dilihat dari latar belakang berdirinya ASEAN.
Berdirinya ASEAN didorong oleh beberapa factor di antaranya
sebagai berikut.
a) Faktor Intern, yakni setelah berakhirnya Perang Dunia II
lahirlah negara-negara baru di Asia Tenggara. Munculnya negara-negara baru ini
pada umumnya banyak memiliki persamaan masalah, oleh karena itu perlu sikap dan
tindakan bersama untuk mewujudkan stabilitas dan keamanan kawasan ini melalui
ASEAN.
b) Faktor Ekstern, yakni akibat krisis Indocina yang ditimbulkan
oleh gerakan komunis yang berusaha menguasai seluruh Vietnam, Laos, dan Kamboja
(Kampuchea) sebagai negara komunis, maka negara-negara tetangga di kawasan ini
merasa khawatir dan bersepakat menghadapi ancaman ini dengan membentuk ASEAN.
1.
Peranan Indonesia dalam ASEAN
Peranan Indonesia dalam ASEAN sangat besar diantaranya sebagai berikut.
(a) Indonesia
merupakan salah satu negara pemrakarsa berdirinya ASEAN pada tanggal 8 Agustus
1967.
(b) Indonesia
berusaha membantu pihak-pihak yang bersengketa untuk mencari penyelesaian dalam
masalah Indocina. Indonesia berpendapat bahwa penyelesaian Indocina secara
keseluruhan dan Vietnam khususnya sangat penting dalam menciptakan stabilitas
di kawasan Asia Tenggara. Pada tanggal 15-17 Mei 1970 di Jakarta
diselenggarakan konferensi untuk membahas penyelesaian pertikaian Kamboja.
Dengan demikian Indonesia telah berusaha menyumbangkan jasa-jasa baiknya untuk
mengurangi ketegangan-ketegangan dan konflik-konflik bersenjata di Asia
Tenggara.
(c) Indonesia
sebagai penyelenggara Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Pertama ASEAN yang
berlangsung di Denpasar, Bali pada tangga 23-24 Februari 1976.
(d) Pada
tanggal 7 Juni 1976 Indonesia ditunjuk sebagai tempat kedudukan Sekretariat
Tetap ASEAN dan sekaligus ditunjuk sebagai Sekretaris Jendral Pertama adalah
Letjen. H.R. Dharsono yang kemudia digantikan oleh Umarjadi Njotowijono.
(e) Indonesia
menjadi tempat pembuatan pupuk se-ASEAN, tepatnya di Aceh yang nantinya akan
digunakan negara-negara ASEAN, otomatis Indonesia mendapatkan keuntungan dan
juga bisa mengurangi pengangguran di Indonesia.
(f) Mengikuti kerja sama regional seperti ini maka akan lebih
dihormati negara lain, seperti hanya kerja sama regional yang di Eropa ataupun
Timur Tengah, lebih-lebih kalau ASEAN kuar dimata Internasional (sayangnya di
Internasional ASEAN kurang dipandang)
(g) AL-TNI
saring melakukan latihan bersama dengan Singapura sehingga akan membuktikan
pada dunia bahwa militer Indonesia masih kuat, dan Indonesia pun melakukan
perjanjian Ekstradisi disemua negara ASEAN, walaupun agak lama untuk mendekati
Singapura.
(h) Pada
KTT ASEAN ke-9 tanggal 7-8 Oktober 2003 di Bali, Indonesia mengusulkan
pembentukan komunitas ASEAN (Asean Community). Komunitas ini mencakup
bidang keamanan, sosial – kebudayaan, dan ekonomi.
(i) Pada tahun 2004 Indonesia menjadi negara yang memimpin
ASEAN. Selama memimpin, Indonesia menyelenggarakan serangkaian pertemuan.
Diantara pertemuan itu adalah pertemuan Tingkat Menteri ASEAN (Asean Ministerial
Meeting), Forum Kawasan ASEAN (Asean Regional Forum), Pertemuan
Kementrian Kawasan mengenai penanggulangan terorisme, dan beberapa pertemuan
lainnya.
(j) Menjadi tuan rumah pertemuan khusus pasca gempa bumi dan
tsunami pada Januari 2005. pertemuan ini bertujuan untuk membicarakan
tindakan-tindakan mengatasi bencana tsunami pada 26 Desember 2004.
(k) Pada
bulan Agustus 2007 diresmikan Asean Forum 2007 di Jakarta. Forum ini
diselenggarakan untuk mendukung terwujudnya Komunitas Asean 2015 diselenggarakan
dalam rangka memperingati hari jadi ASEAN ke-40.
(l) Pada KTT Asean ke-19 tanggal 17-19 November 2011 Indonesia
kembali menjadi tuan rumah.
(m) Kesepakatan Kawasan Bebas Senjara
Nuklir Asia Tenggara atau Southeast Asia Nuclear Weapon Free Zone (SEANWFZ)
Comments
Post a Comment